Ini benar-benar cerita yang dijamin hot, sehingga saking panasnya, sepanjang mengetik saya sampai harus terus menelan ludah, dan tak kuasa menahan keringat yang tak henti mengucur.
Kisah nyata ini bermula dari tragedi yang selama beberapa bulan terakhir sering saya alami, walaupun tidak setiap hari. Keraguan selalu menyergap setiap malam, setiap waktu tidur malam menjelang. Dilematis…serba salah. Mau nyalain kipas angin salah, karena selalu jadi musabab kembungnya perut atau masuknya angin. Tapi kalo tidak dinyalain, gerah, sehingga alhasil basah kuyuplah sekujur tubuh bahkan sebelum subuh datang. Mau nyalain AC juga bingung, soalnya memang nggak punya.
Lho, cerita panas 17 tahun keatas kok bawa-bawa kipas angin dan AC yang nggak jelas keberadaannya?. Ya jelas dong, karena mereka inilah tokoh yang akan mengantarkan kita pada cerita yang sebenarnya.
Cerita tentang suhu udara yang belakangan ini makin panas saja…
Dulu, kalau tidak salah saya sempat mendapatkan informasi dari pelajaran di sekolah bahwa di Negara tropis tercinta ini ada 2 musim yang jelas periode waktunya. Yang saya maksud disini bukan musim duren atau musim layangan, melainkan musim Kemarau dan musim hujan. Periode waktunya, April – September jatahnya musim kemarau dan Oktober – Maret itu kaplingnya musim hujan. Sekitar itulah, tapi yang pasti siklus demikianlah yang normal dan berlangsung sejak dahulu kala sehingga para petani kerap menggunakannya sebagai panduan untuk musim tanam.
Tapi sekarang, saya merasa pergantian shift kedua musim itu mulai membingungkan. Hujan sering nyelonong pas giliran jaganya musim kemarau. Sebaliknya kemarau juga gak jarang tiba-tiba menyela cukup lama pas waktunya musim hujan sudah online. Dan memang tidak pandang hujan atau panas, suhu udara di bumi ini, termasuk di Indonesia memang perlahan tapi pasti terus meningkat, memanas.
Coba-coba cari tahu ternyata inilah faktanya :
1. Dari analisis data iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, laju perubahan suhu udara kota-kota di Indonesia menunjukkan kenaikan maksimum lebih dari 1 derajat celsius dalam 10 tahun.
2. Suhu di tempat tinggal saya, Jakarta memang lebih panas dari biasanya. Bahkan ada salah seorang teman yang bilang saat ini suhunya bisa mencapai 35 derajat celcius.
3. Menurut Badan Metereologi Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak, Surabaya, suhu tertinggi di Surabaya antara pukul 13.00-14.00 WIB bisa mencapai 40 derajat celcius atau hampir mendekati suhu udara di Mekkah, Arab Saudi, yang pada saat musim panas suhunya berkisar 42-45 derajat celcius.
4. Suhu di kawasan perkotaan dipastikan akan lebih cepat panas daripada daerah kawasan pinggiran atau kawasan dengan vegetasi (tumbuhan/pepohonan) rapat.
5. Menurut Panel Ahli Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), jika terjadi kenaikan suhu hingga 2 derajat Celsius…dari suhu tahun 1990. Maka pada tahun 2050 kondisi diperkirakan akan sangat sulit dikendalikan. Karena itu, satu-satunya jalan yang dapat dilakukan adalah harus memperlambat kenaikan suhu.
Masih banyak fakta lainnya, berhubung kuatir jadi bikin tambah gerah, cukup 4 point saja. Kira-kira apa penyebabnya ya ?. Mari sama-sama kita simak beberapa diantaranya:
1. Posisi matahari saat ini tepat berada di atas pulau Jawa, awan yang menghalangi radiasi matahari juga tidak ada. Sehingga sinar matahari menyinari bumi tanpa pelapis.
2. Adanya degradasi lingkungan berupa kondisi tanah yang gersang dan dan berkurangnya ruang hijau di sejumlah tempat karena minimnya tumbuhan membuat suhu semakin terasa panas.
3. Kenaikan suhu udara ternyata tidak hanya disebabkan oleh sinar matahari atau kenaikan konsentrasi gas rumah kaca. Ada faktor aktivitas industri, transportasi, dan populasi. Ketiganya adalah faktor yang terkait dengan aktivitas manusia (antroposentris).
Aktivitas industri sejak abad ke-16 selama ini diyakini sebagai pemicu awal emisi karbon—salah satu gas rumah kaca yang memerangkap panas bumi.
Kondisi ini jelas mengkhawatirkan, karena kita sedang hidup saat ini dan sedang merasakannya. Adegan panas sekarang jadi menu sehari-hari. Terlebih di wilayah dapur (sekitar kompor), terminal, pasar tradisional, atau lapangan terbuka pada tengah hari bolong. Wuih dijamin hot abiss.
Jadi, kalo sekarang saja kondisi sudah seperti ini, jika tetap tidak ada upaya berarti untuk menekan laju suhu udara yang makin melangit, seperti apa kira-kira ya kondisi bumi tempat tinggal kita ini 17 tahun keatas nanti ?. Bagaimana nantinya kehidupan generasi setelah kita?
Ps : Diolah dari berbagai sumber dan Mohon maaf ya kalo judulnya gak nyambung atau keliatan banget disambung-sambungin he he he
Kisah nyata ini bermula dari tragedi yang selama beberapa bulan terakhir sering saya alami, walaupun tidak setiap hari. Keraguan selalu menyergap setiap malam, setiap waktu tidur malam menjelang. Dilematis…serba salah. Mau nyalain kipas angin salah, karena selalu jadi musabab kembungnya perut atau masuknya angin. Tapi kalo tidak dinyalain, gerah, sehingga alhasil basah kuyuplah sekujur tubuh bahkan sebelum subuh datang. Mau nyalain AC juga bingung, soalnya memang nggak punya.
Lho, cerita panas 17 tahun keatas kok bawa-bawa kipas angin dan AC yang nggak jelas keberadaannya?. Ya jelas dong, karena mereka inilah tokoh yang akan mengantarkan kita pada cerita yang sebenarnya.
Cerita tentang suhu udara yang belakangan ini makin panas saja…
Dulu, kalau tidak salah saya sempat mendapatkan informasi dari pelajaran di sekolah bahwa di Negara tropis tercinta ini ada 2 musim yang jelas periode waktunya. Yang saya maksud disini bukan musim duren atau musim layangan, melainkan musim Kemarau dan musim hujan. Periode waktunya, April – September jatahnya musim kemarau dan Oktober – Maret itu kaplingnya musim hujan. Sekitar itulah, tapi yang pasti siklus demikianlah yang normal dan berlangsung sejak dahulu kala sehingga para petani kerap menggunakannya sebagai panduan untuk musim tanam.
Tapi sekarang, saya merasa pergantian shift kedua musim itu mulai membingungkan. Hujan sering nyelonong pas giliran jaganya musim kemarau. Sebaliknya kemarau juga gak jarang tiba-tiba menyela cukup lama pas waktunya musim hujan sudah online. Dan memang tidak pandang hujan atau panas, suhu udara di bumi ini, termasuk di Indonesia memang perlahan tapi pasti terus meningkat, memanas.
Coba-coba cari tahu ternyata inilah faktanya :
1. Dari analisis data iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, laju perubahan suhu udara kota-kota di Indonesia menunjukkan kenaikan maksimum lebih dari 1 derajat celsius dalam 10 tahun.
2. Suhu di tempat tinggal saya, Jakarta memang lebih panas dari biasanya. Bahkan ada salah seorang teman yang bilang saat ini suhunya bisa mencapai 35 derajat celcius.
3. Menurut Badan Metereologi Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak, Surabaya, suhu tertinggi di Surabaya antara pukul 13.00-14.00 WIB bisa mencapai 40 derajat celcius atau hampir mendekati suhu udara di Mekkah, Arab Saudi, yang pada saat musim panas suhunya berkisar 42-45 derajat celcius.
4. Suhu di kawasan perkotaan dipastikan akan lebih cepat panas daripada daerah kawasan pinggiran atau kawasan dengan vegetasi (tumbuhan/pepohonan) rapat.
5. Menurut Panel Ahli Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), jika terjadi kenaikan suhu hingga 2 derajat Celsius…dari suhu tahun 1990. Maka pada tahun 2050 kondisi diperkirakan akan sangat sulit dikendalikan. Karena itu, satu-satunya jalan yang dapat dilakukan adalah harus memperlambat kenaikan suhu.
Masih banyak fakta lainnya, berhubung kuatir jadi bikin tambah gerah, cukup 4 point saja. Kira-kira apa penyebabnya ya ?. Mari sama-sama kita simak beberapa diantaranya:
1. Posisi matahari saat ini tepat berada di atas pulau Jawa, awan yang menghalangi radiasi matahari juga tidak ada. Sehingga sinar matahari menyinari bumi tanpa pelapis.
2. Adanya degradasi lingkungan berupa kondisi tanah yang gersang dan dan berkurangnya ruang hijau di sejumlah tempat karena minimnya tumbuhan membuat suhu semakin terasa panas.
3. Kenaikan suhu udara ternyata tidak hanya disebabkan oleh sinar matahari atau kenaikan konsentrasi gas rumah kaca. Ada faktor aktivitas industri, transportasi, dan populasi. Ketiganya adalah faktor yang terkait dengan aktivitas manusia (antroposentris).
Aktivitas industri sejak abad ke-16 selama ini diyakini sebagai pemicu awal emisi karbon—salah satu gas rumah kaca yang memerangkap panas bumi.
Kondisi ini jelas mengkhawatirkan, karena kita sedang hidup saat ini dan sedang merasakannya. Adegan panas sekarang jadi menu sehari-hari. Terlebih di wilayah dapur (sekitar kompor), terminal, pasar tradisional, atau lapangan terbuka pada tengah hari bolong. Wuih dijamin hot abiss.
Jadi, kalo sekarang saja kondisi sudah seperti ini, jika tetap tidak ada upaya berarti untuk menekan laju suhu udara yang makin melangit, seperti apa kira-kira ya kondisi bumi tempat tinggal kita ini 17 tahun keatas nanti ?. Bagaimana nantinya kehidupan generasi setelah kita?
Ps : Diolah dari berbagai sumber dan Mohon maaf ya kalo judulnya gak nyambung atau keliatan banget disambung-sambungin he he he
dampak pemanasan global bang,... semuanya jadi panas sehingga manusiapun cenderung beradegan panas.
BalasHapusBerkunjung ke ravatar.blogspot.com
BalasHapusBlognya bagus dan hebat udah dapet PR 2..
hehehe..
Sukses selalu..
Jangan lupa berkunjung ke BLOG HEBOH yah..
Oh, ternyata lagi nembak keyword dan optimasi link :) Semoga berhasil ya mas...
BalasHapusHahahaha... Hot banget adegannya mas... :P
BalasHapusiia nih, manusia terlalu asik dengan kepentingannya sendiri, sampai lupa dengan lingkungan tempat tinggalnya. hmmm~ lamalama, bumi tempat kita tinggal ini bakalan jadi neraka deh :(
BalasHapuswah.. bener kata mas 'iskandaria' nembak keyword. hati2 ya, jangan sampe salah nembak!
BalasHapuswkwkwk.. cerita panas kok nyambungnya malah ke musim..
BalasHapushe..he..
bener panas nih blognya...lam kenal dari solo
BalasHapusoalah.... baca judulnya udah ser-seran tapi kok musim panas ya??????wkwkwkwk
BalasHapusKalo di medan tadi malam hujan lebat di tambah angin kencang neh hehehe
hot banget mas... jadi keringetan nih..
BalasHapushehehe
BalasHapusnggak nyambung ama judul
tp kreatif, memancing pembaca ya
iya dampak pemanasan global ini
semakin mengkhawatirka
sebenarnya kan org udah dari dulu
teriak soal ini
tp nggak ada tindak lanjut pencegahan
dr siapapun
ya udah pasti 17 thn lagi
lebih parah akibatnya
thanks ya
wuah tahun 2050 kayaknya jakarta 50 derajat celcius, bisa tambah gosong nih :D
BalasHapusnembak keyword 'berlendir' nih ceritanya ;;)
BalasHapusSip sip :D
wah tak kirain dah berubah haluan nih,, ternyata,, nyari traffic pake nembak keyword ta huehehehe 8-}
BalasHapuswah panas gimana wong disini masih hujan
BalasHapustp keren terobosannya ni ravatar sekarang hoby pake yg ginian heheehhe
di atas kompor juga panas neh bro
BalasHapushehehehehe
dunia makin panas
manusia banyak ga sadar
mereka terlalu asik dalam ruangan ber ac
hehehehe tembak kiwotnya mantap neh bro
BalasHapussaluuuuut =))
gak abdet bos?
BalasHapus@Semua sobat
BalasHapusTerima kasih atas respon dan sharingnya, mohon maaf tidak bisa saya salami satu per satu, soale mepet banget nih :D
Sukses buat semua
Masuk kulkas aja ...he.ke...wkwkwkwk
BalasHapusHai friends Myokezone punya info bagus nih..
Yuk gabung dengan reviews barang dan dapet laptop lho...buruan gabung sebelum telat...cuman ampe akhir Juli lho makanya cepat gabung dan ayo raih hadiahnya..klik Di sini tuk gabung
Your friends Myokezone
ada blog yg info olahraga nya singkat padat....
BalasHapusdragonvics.blogspot.com
Kalau mau cara nembak keyword gambar bugil cewek cantik ikutilah blogku.
BalasHapusHwahhahha...
BalasHapuspanas-panas....
mengasikkan membaca yg panas2 dengan asumsi tidak panas,tapi yg panas jd gak panas lagi.ah
BalasHapus