Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober tiap tahun kita peringati. Setiap tahun diperingati sepertinya tidak serta merta membuat spirit dari momen tersebut terjaga dari waktu ke waktu. Coba kita bersama tengok, masihkah detail redaksi Sumpah Pemuda melekat kuat di memori kita ? Jika iya, apakah makna yang terkandung di dalamnya memiliki tempat khusus di hati kita hingga mampu mempengaruhi perspektif kita dalam memandang Negara ini termasuk di dalamnya sesama saudara sebangsa. Indonesia tanggal ini 81 tahun yang lalu berlangsung peristiwa bersejarah yang didorong pergolakan semangat dari para pemuda . Para tokoh pemuda masa itu berkumpul, menyelenggarakan kongres yang dilandasi rasa kebangsaan yang kokoh dan keyakinan yang kuat bahwa hanya dengan konsep persatuan, Indonesia akan dapat merdeka dari cengkeraman penjajah.
Bung Hatta menyebut peristiwa Sumpah Pemuda itu sebagai “Sebuah Letusan Sejarah”. Dengan sumpah ini, organisasi pemuda ramai-ramai menanggalkan watak kedaerahan mereka dan melebur menjadi satu organisasi: Indonesia Muda. Ada sekitar 750 pemuda yang menjadi peserta rapat umum waktu itu yang sepakat untuk mengucapkan ikrar yang tertuang dalam teks Sumpah Pemuda yang amat berpengaruh itu. Kenyataan yang mereka hadapi adalah Belanda masih sepenuhnya menguasai Indonesia pada 1928 itu. Kongres Pemuda itu pun diawasi 24 jam oleh polisi Belanda. Tapi semua pemuda yang berbicara dalam Kerapatan Pemuda ini nekat mengajukan gagasan yang nampak muluk saat itu, yaitu : tanah yang satu, bangsa yang satu, bahasa yang satu: Indonesia.
Sumpah Pemuda itu hakikatnya adalah sumber inspirasi bagi bangsa ini, utamanya bagi para pemuda yang memang dituntut untuk menjadi tulang punggung negeri ini.
Pertanyaannya, Di era digital saat ini, mampukah saya, anda, dan rekan pemuda sebangsa setanah air melahirkan lagi “Letusan Sejarah jilid II”, sehingga Indonesia bisa melesat menjadi bangsa yang kuat, sejahtera, dan diperhitungkan oleh bangsa lain ?
Bung Hatta menyebut peristiwa Sumpah Pemuda itu sebagai “Sebuah Letusan Sejarah”. Dengan sumpah ini, organisasi pemuda ramai-ramai menanggalkan watak kedaerahan mereka dan melebur menjadi satu organisasi: Indonesia Muda. Ada sekitar 750 pemuda yang menjadi peserta rapat umum waktu itu yang sepakat untuk mengucapkan ikrar yang tertuang dalam teks Sumpah Pemuda yang amat berpengaruh itu. Kenyataan yang mereka hadapi adalah Belanda masih sepenuhnya menguasai Indonesia pada 1928 itu. Kongres Pemuda itu pun diawasi 24 jam oleh polisi Belanda. Tapi semua pemuda yang berbicara dalam Kerapatan Pemuda ini nekat mengajukan gagasan yang nampak muluk saat itu, yaitu : tanah yang satu, bangsa yang satu, bahasa yang satu: Indonesia.
Sumpah Pemuda itu hakikatnya adalah sumber inspirasi bagi bangsa ini, utamanya bagi para pemuda yang memang dituntut untuk menjadi tulang punggung negeri ini.
Pertanyaannya, Di era digital saat ini, mampukah saya, anda, dan rekan pemuda sebangsa setanah air melahirkan lagi “Letusan Sejarah jilid II”, sehingga Indonesia bisa melesat menjadi bangsa yang kuat, sejahtera, dan diperhitungkan oleh bangsa lain ?
semoga pak. dengan usaha yang serius tentunya :)
BalasHapusSUMPAH PEMUDA....
BalasHapusjangan tanyakan naskah sumpah pemuda kepada pemuda dan pemudi masa kini...
karna bisa dipastikan mereka tidak hafal...
apakah ketidak hafalan mereka terhadapnaskah sumpah pemuda membuat mereka tidak menghargai serta menghormati sumpah pemuda???
salah besar...
karna sumpah pemuda tidak hanya untuk menghafal naskahnya saja..
tetapi bagaimana kita berperan membangun pemuda-pemudi negeri kita ini untuk maju dan mandiri...
pemuda sekarang hidup dijaman serta era yang berbeda dengan ja,an dahulu...
pemuda-pemudi sekarang sangat berperan membangun bangsa ini...
dengan berbagai cara mereka membangun negeri ini...
jangan anggap remeh pemuda-pemudi jaman sekarang...
ajangan hanya melihat dari keterpurukan serta kerendahan moral para pemuda-pemudi sekarang...
majulah para pemuda serta pemudi negeriku...
bangun negara kita agar lebih mandiri dan maju.
Iklan