Dua ledakan yang mengguncang Hotel JW Mariot dan Ritz Carlton pada dua hari lalu kian menjadi sumber berita dan cerita panas dalam setiap obrolan, diskusi antar kita maupun yang dilansir di berbagai media, baik media massa, elektronik termasuk juga media online seperti situs-situs berita, blog-blog, atau forum-forum online. Keprihatinan yang dalam, kengerian dan rasa miris demi melihat kerusakan dan korban yang ditimbulkan, serta kegeraman terhadap siapapun inisiator dari aksi kekerasan terhadap kemanusiaan ini, semua campur aduk jadi satu hingga mencetuskan berbagai opini dan reaksi yang mengkristal, yaitu mengecam dan mengutuk aksi peledakan bom tersebut.
Saya sendiri, mendengar berita terjadinya ledakan pada pada jum’at pagi itu sekitar pukul 09.00 wib. Belum banyak cerita yang dapat saya simak dari liputan berbagai media elektronik karena mungkin baru saja terjadi dan belum banyak fakta yang dapat dihimpun. Pada saat itu, awalnya sempat diberitakan dugaan ledakan itu berasal dari genset hotel. Saya berharap mudah-mudahan itu yang sebenarnya, bukannya ledakan bom yang pasti efeknya akan lebih merusak dan meresahkan, walaupun pada saat itu sudah terbetik kabar 4 orang meninggal. Langsung saja, berita awal itu saya tuangkan di artikel tentang ledakan di Ritz carlton dan JW Marriot yang spontan saya tulis pada sekitar pukul 09.00.
Ternyata, kenyataan selanjutnya berbicara lain. Dua ledakan keras itu bukan berasal dari genset, melainkan memang bersumber dari bom yang diduga sebagai bom bunuh diri. Jakarta yang sedang tenang kembali terguncang. Perhatian masyarakat yang tengah tertuju pada dinamika seputar hasil pilpres 2009 dan kunjungan kesebelasan Manchester United (MU) yang akan bertanding dengan kesebelasan Indonesia All Star, seketika buyar dan beralih. Perhatian dunia pun kembali tersedot ke tanah air. Multi tafsir bermunculan setelah kejadian. Apakah itu terkait pelaku pengeboman dan siapa yang mengotaki, motif dari aksi tersebut, yang kemudian meruncing pada isu teroris, tudingan pada kelompok tertentu, keterkaitan pada hasil akhir pilpres 2009 hingga berkembang pada adanya potensi ancaman langsung terhadap Kepala Negara.
Dalam beberapa hari, minggu, bulan bahkan mungkin tahun ke depan peristiwa ini akan terus mengundang berbagai cerita, opini dan tafsir. Tragedi ini telah menambah rentetan daftar kejadian pengeboman yang tercatat dalam sejarah kelabu Negara ini. Saya yang penuh keterbatasan dalam ilmu maupun pengetahuan, dimana yang saya dapatkan dan ketahui hanyalah dari kabar yang terbatas walaupun banyak sumbernya, cuma bisa berserah kepada Allah Yang Maha Mengetahui dan terus bermohon seraya berusaha agar tak lepas dari lindunganNya
Keprihatinan yang dalam dan belasungkawa patut kita sampaikan dari lubuk hati pada para korban dan keluarga. Tak ada seorangpun yang menginginkan tragedi seperti ini terjadi dalam kehidupan walaupun tak ada yang kuasa mengelak jika musibah telah menghampiri.
Namun, kesengsaraan yang disebabkan oleh sebab ulah sekelompok manusia terhadap manusia yang lainnya bukankah semestinya tidak perlu terjadi ?.
Saya sendiri, mendengar berita terjadinya ledakan pada pada jum’at pagi itu sekitar pukul 09.00 wib. Belum banyak cerita yang dapat saya simak dari liputan berbagai media elektronik karena mungkin baru saja terjadi dan belum banyak fakta yang dapat dihimpun. Pada saat itu, awalnya sempat diberitakan dugaan ledakan itu berasal dari genset hotel. Saya berharap mudah-mudahan itu yang sebenarnya, bukannya ledakan bom yang pasti efeknya akan lebih merusak dan meresahkan, walaupun pada saat itu sudah terbetik kabar 4 orang meninggal. Langsung saja, berita awal itu saya tuangkan di artikel tentang ledakan di Ritz carlton dan JW Marriot yang spontan saya tulis pada sekitar pukul 09.00.
Ternyata, kenyataan selanjutnya berbicara lain. Dua ledakan keras itu bukan berasal dari genset, melainkan memang bersumber dari bom yang diduga sebagai bom bunuh diri. Jakarta yang sedang tenang kembali terguncang. Perhatian masyarakat yang tengah tertuju pada dinamika seputar hasil pilpres 2009 dan kunjungan kesebelasan Manchester United (MU) yang akan bertanding dengan kesebelasan Indonesia All Star, seketika buyar dan beralih. Perhatian dunia pun kembali tersedot ke tanah air. Multi tafsir bermunculan setelah kejadian. Apakah itu terkait pelaku pengeboman dan siapa yang mengotaki, motif dari aksi tersebut, yang kemudian meruncing pada isu teroris, tudingan pada kelompok tertentu, keterkaitan pada hasil akhir pilpres 2009 hingga berkembang pada adanya potensi ancaman langsung terhadap Kepala Negara.
Dalam beberapa hari, minggu, bulan bahkan mungkin tahun ke depan peristiwa ini akan terus mengundang berbagai cerita, opini dan tafsir. Tragedi ini telah menambah rentetan daftar kejadian pengeboman yang tercatat dalam sejarah kelabu Negara ini. Saya yang penuh keterbatasan dalam ilmu maupun pengetahuan, dimana yang saya dapatkan dan ketahui hanyalah dari kabar yang terbatas walaupun banyak sumbernya, cuma bisa berserah kepada Allah Yang Maha Mengetahui dan terus bermohon seraya berusaha agar tak lepas dari lindunganNya
Keprihatinan yang dalam dan belasungkawa patut kita sampaikan dari lubuk hati pada para korban dan keluarga. Tak ada seorangpun yang menginginkan tragedi seperti ini terjadi dalam kehidupan walaupun tak ada yang kuasa mengelak jika musibah telah menghampiri.
Namun, kesengsaraan yang disebabkan oleh sebab ulah sekelompok manusia terhadap manusia yang lainnya bukankah semestinya tidak perlu terjadi ?.