Film 2012 menjadi menu nonton bareng rombongan kantor pada jum’at kemarin, dua hari setelah pemutaran perdananya. Walaupun film 2012 ini terinspirasi oleh ide peristiwa hari kiamat global yang konon bersamaan dengan akhir putaran Kalender Hitungan Panjang Maya yaitu sekitar 12 Desember 2012, namun saya sama sekali tidak 'terinspirasi' oleh ide tersebut. Yang menarik saya untuk ikut nonton film 2012 semata mata karena memang saya masih hobi nonton dan sangat menikmati film dengan visual efek yang bombastis. Kabarnya, dalam film 2012 terdapat semua itu bahkan ada yang bilang film ini memiliki ketergantungan besar pada visual CG sehingga mampu memvisualisasikan bayangan akan bencana besar global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Film 2012 hadir memanfaatkan isu kiamat tahun 2012 yang telah mengguncang dunia selama beberapa tahun belakangan. Dan harapan saya untuk menyaksikan visual efek yang spektakuler, benar benar dipenuhi oleh Film 2012. Sutradara spesialis film fiksi-sains Roland Emmerich menterjemahkan dengan antusias cerita panas kiamat 2012 ke dalam layar dengan ‘pesta’ visual efek yang heboh untuk menggambarkan kedahsyatan bayangan bencana global tersebut. Saya sebut ‘pesta’ visual efek karena dalam film berdurasi 158 menit itu, terlihat seperti nyata beragam pemandangan mencengangkan, diantaranya :
- Patung Kristus yang berdiri kokoh di Rio de Janeiro, Brasil, tumbang dan hancur berkeping-keping, lalu basilica Gereja Santo Petrus di Vatikan yang runtuh dan Patung Liberty yang tenggelam
- Tsunami yang menggulung kapal pesiar di tengah laut
- Kapal Induk USS John F Kennedy tak berdaya diseret tsunami dan menghantam gedung putih plus sang presidennya.
- Lagi lagi Terjangan tsunami yang menyapu India dan menghancurkan biara di puncak Himalaya.
- Letusan Gunung Api Super Yellowstone yang menghasilkan hujan bola api lava dan awan piroklastik yang berlanjut dengan terbelahnya bumi secara ekstrem.
Itu baru sebagian kecil, masih banyak lagi karya visual efek yang mencengangkan dalam film 2012 ini. Mata saya benar benar dimanjakan oleh adegan seru nan fantastis tersebut. Lho, lantas gimana dengan karakter karakter sentral dan alur ceritanya ?. Menurut saya karakter dan alurnya stereotip dengan film produksi Hollywood lainnya. Meminjam istilah mas Dahono Fitrianto dalam Kompas minggu 15 November 2009, Hollywood senantiasa tampil heroik dan menghibur dengan logika yang patah.
Bencana Global yang sangat ekstrem digambarkan dalam film 2012, mungkin hanya seujung kuku bila dibandingkan dengan gambaran kiamat yang sebenarnya. Kiamat yang sesungguhnya tidak menyisakan tempat berlindung buat siapapun, perlindungan secanggih dan sekokoh seperti dilukiskan dalam film 2012 tak akan lebih kuat dari sayap kupu kupu yang rapuh bila dihadapkan pada kiamat. Setiap orang akan merasakan kengerian yang luar biasa dahsyat, sehingga tak ada seorangpun yang sempat memikirkan orang lain, bahkan darah dagingnya sendiri. Tak ada satu orangpun yang punya daya untuk jadi pahlawan di hari dimana gunung gunung beterbangan seperti kapas ditiup angin.
Jadi kesimpulannya, selamat menikmati ‘pesta’ visual efek dalam Film 2012. Soal gagasan dan isu ‘kiamat’ yang membungkusnya ?. Tak usah terlalu dipikirkan, lebih baik kerja keras menyiapkan diri karena ada ‘kiamat kecil’ yang selalu mengintai dan pasti terjadi pada diri kita.
Film 2012 hadir memanfaatkan isu kiamat tahun 2012 yang telah mengguncang dunia selama beberapa tahun belakangan. Dan harapan saya untuk menyaksikan visual efek yang spektakuler, benar benar dipenuhi oleh Film 2012. Sutradara spesialis film fiksi-sains Roland Emmerich menterjemahkan dengan antusias cerita panas kiamat 2012 ke dalam layar dengan ‘pesta’ visual efek yang heboh untuk menggambarkan kedahsyatan bayangan bencana global tersebut. Saya sebut ‘pesta’ visual efek karena dalam film berdurasi 158 menit itu, terlihat seperti nyata beragam pemandangan mencengangkan, diantaranya :
- Patung Kristus yang berdiri kokoh di Rio de Janeiro, Brasil, tumbang dan hancur berkeping-keping, lalu basilica Gereja Santo Petrus di Vatikan yang runtuh dan Patung Liberty yang tenggelam
- Tsunami yang menggulung kapal pesiar di tengah laut
- Kapal Induk USS John F Kennedy tak berdaya diseret tsunami dan menghantam gedung putih plus sang presidennya.
- Lagi lagi Terjangan tsunami yang menyapu India dan menghancurkan biara di puncak Himalaya.
- Letusan Gunung Api Super Yellowstone yang menghasilkan hujan bola api lava dan awan piroklastik yang berlanjut dengan terbelahnya bumi secara ekstrem.
Itu baru sebagian kecil, masih banyak lagi karya visual efek yang mencengangkan dalam film 2012 ini. Mata saya benar benar dimanjakan oleh adegan seru nan fantastis tersebut. Lho, lantas gimana dengan karakter karakter sentral dan alur ceritanya ?. Menurut saya karakter dan alurnya stereotip dengan film produksi Hollywood lainnya. Meminjam istilah mas Dahono Fitrianto dalam Kompas minggu 15 November 2009, Hollywood senantiasa tampil heroik dan menghibur dengan logika yang patah.
Bencana Global yang sangat ekstrem digambarkan dalam film 2012, mungkin hanya seujung kuku bila dibandingkan dengan gambaran kiamat yang sebenarnya. Kiamat yang sesungguhnya tidak menyisakan tempat berlindung buat siapapun, perlindungan secanggih dan sekokoh seperti dilukiskan dalam film 2012 tak akan lebih kuat dari sayap kupu kupu yang rapuh bila dihadapkan pada kiamat. Setiap orang akan merasakan kengerian yang luar biasa dahsyat, sehingga tak ada seorangpun yang sempat memikirkan orang lain, bahkan darah dagingnya sendiri. Tak ada satu orangpun yang punya daya untuk jadi pahlawan di hari dimana gunung gunung beterbangan seperti kapas ditiup angin.
Jadi kesimpulannya, selamat menikmati ‘pesta’ visual efek dalam Film 2012. Soal gagasan dan isu ‘kiamat’ yang membungkusnya ?. Tak usah terlalu dipikirkan, lebih baik kerja keras menyiapkan diri karena ada ‘kiamat kecil’ yang selalu mengintai dan pasti terjadi pada diri kita.
Wah, sabtu dan minggu kemarin saya coba nonton. Tapi yang datang membludak banget. Padahal udah tayang di 3 studio. Nggak jadi nonton deh saya. Lalo pun jadi, pasti dapet kursi di depan. Nggak enak banget ah. Mending nunggu beberapa hari lagi.
BalasHapusThx buat reviewnya mas. Jadi punya gambaran nih. Oya, soal perataan paragraf, mungkin bisa dicoba pake left. Kayaknya kalo menurut saya untuk blog ini cocok juga pake left.
Hmm, kebetulan saya sendiri penggemar visual efek dari film2. Sayangnya, masih belum ada waktu buat nonton filmnya, krn kalaupun beli DVD nya, males banget buat nonton :). Oh ya, salam kenal juga & trims sudah main ke blog saya :)
BalasHapus